London - Penampilan Duta Reggae Indonesia Ras Muhamad di panggung kehormatan berhasil menghipnotis warga Norwegia yang tengah rangka merayakan Hari Kostitusi Norwegia di Taman Kuba atau Kuba Parken di Oslo, Norwegia.
Di panggung berukuran 5x4 meter berhiaskan backdrop bertuliskan SOS-Rasisme, Ras Muhamad menggebrak panggung dengan beberepa lagu seperti A Letter to Mama, Crisis dan lagu-lagu lain dari Album Reggae Ambassador, Next Chapter dan Album Berjaya.
Menejer internasional Ras Muhammad, Iyunk mengatakan Ras tampil bersama musisi reggae dari Norwegia Kasimba yang berkemeja batik dan menghipnotis panggung.
Konser ini berlangsung meriah dan dihadiri ratusan pengunjung yang duduk di
hamparan rumput sembali bergoyang mengikuti alunan irama musik reggae di depan panggung di tengah siraman cahaya mentari sore yang menyenangkan.
Warga Norwegia memperingati Hari Konstitusi dengan bangga dan percaya diri.
Perayaan Hari Konstitusi 17 Mei dirasakan lebih berarti dan memiliki nilai khusus bagi warga Norwegia setelah mengalami serangan teroris dan pembunuhan massal tanggal 22 Juli tahun lalu. Sang teroris tidak setuju dengan kebijakan imigrasi pemerintah yang dianggap terlalu terbuka bagi warga asing.
Selain menggarap musik kolaborasi Indonesia-Norwegia, Ras Muhamad sangat senang saat diajak Kasimba, musisi reggae Norwegia asal Kenya untuk ikut memeriahkan panggung gembira tersebut, demikian Iyunk.
Penampilan tersebut diyakini akan lebih memperkenakan Indonesia kepada warga Norwegia.
Ras Muhamad dilahirkan di Jakarta dari seorang ibu diplomat yang mendapat tugas ke Amerika Serikat pada tahun 1990-an dan menetap di Amerika Serikat sampai 2005.
Pengagum Bob Marley dan Peter Tosh ini banyak bersentuhan dengan musisi reggae asal Jamaika di Brooklyn, New York.
Ras menyebut jenis reggae-nya dancehal, perpaduan reggae dan hip-hop. Ras Muhamad tidak sekadar belajar reggae, tetapi juga menyentuh filosofi reggae.
Ras banyak mempelajari pemikiran pemimpin dan pejuang Ethiopia, Haile Selassie yang mempromosikan multilateralisme, kolektifisme, dan menentang feodalisme.
Sumber : antaranews.com
No comments:
Post a Comment